Assalamu’alaikum wR wB
Salam sejahtera bagi kita semua, semoga kita semua selamat dalam perjalanan sampai tempat tujuan.
Dunia permotoran Indonesia sudah mulai dirasuki oleh sebuah aplikasi FI (fuel injection) yang menimbulkan pro-kontra. Karena kinerja FI selalu berdampingan dengan hadirnya ECU, maka yang menjadi momok yang sangat menakutkan bagi mekanik pada “pinggir jalan” adalah ECU error. Sebagian yang menginginkan up-grade teknologi menganggap system FI suatu kemajuan, karena memberikan dampak penghematan bbm dan emisi gas buang yang rendah (ramah lingkungan). Sebaliknya yang kontra menganggap system FI cuma mengakibatkan mekanik yg tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi system FI berkurang pendapatannya, sementara system FI tidak memberikan dampak yg signifikan terhadap penghematan bbm, contoh: ninja 250 Fi-pertamax vs ninja 150 (2-tak)-premium, CBR 250 PGMFI yang FC-nya cuma 28km/lt (pertamax). Hemat di mana???
Dalam kebanyakan sepeda motor di Indonesia, ECU diartikan sebagai Engine Control Unit, sebuah modul yang tugasnya mengontrol kinerja mesin (menentukan nilai AFR dan waktu pengapian) dengan mempertimbangkan masukan dari banyak sensor. Tapi dalam kendaraan yang lebih kompleks, misalnya mobil, ECU sering diartikan sebagai Electronic Control Unit, yang tugasnya mengontrol fungsi2 yang ada dan menampilkannya ke dashboard, seperti mesin, pintu, ac, radiator, dll. Dalam sebuah mobil yang canggih terdapat lebih dari 70 buah ECU yang saling terhubung dengan sebuah jaringan CAN (Controlled Area Network).
Ok, mari kita kupas peralatan ECU pada motor aja yg paling sederhana, sejauh mana-sih kerumitannya? Dapat diakalin nggak oleh mekanik pinggir jalan ? Ngopreknya gimana, bagi speedfreek?
Dalam tugasnya mengontrol mengontrol injector, jenis ECU ada dua macam, open loop dan close loop.
Sistem open-loop, ECU membaca sinyal dari sensor rpm, tps, air flow, manifold pressure, intake air pressure dll, kemudian memilihkan suatu nilai dalam table di memori, berdasarkan nilai tsb dibangkitkan sinyal untuk dikirim ke injector agar mensupplai bensin untuk mencapai air-fuel-rasio yang diinginkan.
Sedangkan yang close-loop, merupakan pengembangan dari sistem open-loop, yang ditambahkan sensor O2 pada knalpot untuk mengukur kandungan O2 pada knalpot, jika kandungan O2 tinggi maka pembakaran miskin dan sebaliknya. Kemudian sensor O2 memberikan sinyal ke ECU untuk mengoreksi supplai bbm injector. ECU jenis close-loop jauh lebih maju/rumit daripada open-loop karena cara kerjanya memerlukan algoritma program mikrokontroler yang panjang. Kira2 diagram alirnya dapat dijelaskan dalam gambar ini
Posisi sensor2 (merah) meskipun tidak selengkap sensor yang digunakan dalam diagram alir di atas yang ada disekitar mesin, dan aktuator (biru) seperti gambar di bawah ini
Kemudian secara umum dirancanglah blok diagram ECU seperti gambar dibawah ini
Berdasarkan blok diagram ECU tersebut, selanjutnya dirancang sirkuit elektronik-nya seperti gambar dibawah ini
0 komentar:
Posting Komentar